Warning: session_start(): open(/var/lib/lsphp/session/lsphp72/sess_ovkcvllgbekaegs8fa5pfhr40j, O_RDWR) failed: No space left on device (28) in /home/simdapokbud.banjarkab.go.id/public_html/base/Bootstrap.php on line 13

Warning: session_start(): Failed to read session data: files (path: /var/lib/lsphp/session/lsphp72) in /home/simdapokbud.banjarkab.go.id/public_html/base/Bootstrap.php on line 13
Bahasa | Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Bahasa
Terakhir diperbaharui : Thursday, 12 December 2019

Bahasa merupakan Objek Pemajuan Kebudayaan yang berupa saran komunikasi antar manusia baik berbentuk lisan,tulisan maupun isyarat antara lain bahasa Indonesia dan bahasa daerah Kabupaten Banjar. Sampai hari ini masyarakat di Kabupaten Banjar masih setia menggunakan Bahasa Banjar sebagai alat berkomunikasi di dalam pergaulan sehari-hari yang banyak di gunakan meruapakan bahasa Banjar Pahuluan dan Banjar Bakula, Bahasa Banjar menjadi bahasa utama disusul kemudian Bahasa Indonesia. Sebagai bahasa pergaulan, bahasa ini juga menerima pengaruh dari maju pesatnya bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Hadir dan digunakannya hasil IPTEK secara meluas menyebabkan munculnya kosa kata-kosa kata baru yang berasal dari bahasa asing ke dalam penutur Bahasa Banjar. Sebutan handphone (HP), notebook, netbook, laptop, dan perangkat digital serta elektronik lainnya misalnya merupakan hasil teknologi modern yang juga digunakan secara meluas di kalangan masyarakat Banjar. Akibatnya istilah-istilah itu masuk ke dalam kosa kata Bahasa Banjar termasuk kosakata dengan berbagai hal terkaitnya seperti chatting, charger, online, Facebook, WhatsApp (WA), videocall, google map, go pay, go food, dan masih puluhan atau bahkan ratusan kata asing lainnya. Hal ini seperti tidak dapat dihindari namun perlu dicermati dan diwaspadai bagi eksistensi Bahasa Banjar.

Di lain pihak tidak sedikit pula kosa kata bahasa Banjar yang telah mulai menghilang. Kosa kata seperti lasung, halu, panginangan, ranggaman, kacip, manggalau, mangitip, kenceng, atang, bawadak, dan sebagainya sudah mulai sangat jarang atau bahkan tidak digunakan lagi. Kata-kata seperti itu perlahan menghilang mengiringi menghilangnya penggunaan peralatan dan aktivitas yang berkaitan.